A. WAYANG WISANGGENI
Wisanggeni adalah
nama seorang tokoh pewayangan yang tidak terdapat dalam wiracarita Mahabharata, karena merupakan tokoh asli ciptaan pujangga Jawa. Ia dikenal sebagai putra Arjuna yang lahir dari seorang bidadari bernama Batari Dresanala, putri Batara Brama. Wisanggeni merupakan tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa.
Ia dikenal pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki kesaktian luar biasa. Kisah kelahiran
Wisanggeni diawali dengan kecemburuan Dewasrani, putra Batari Durga terhadap Arjuna yang telah menikahi Batari Dresanala.
Dewasrani merengek kepada ibunya supaya memisahkan perkawinan mereka. Durga pun
menghadap kepada suaminya, yaitu Batara Guru,
raja para dewa.
Atas desakan Durga, Batara Guru pun memerintahkan agar Batara Brama menceraikan Arjuna dan Dresanala.
Keputusan ini ditentang oleh Batara Narada selaku penasihat Batara Guru. Ia pun
mengundurkan diri dan memilih membela Arjuna. Brama yang telah kembali ke kahyangannya segera menyuruh
Arjuna pulang ke alam dunia dengan alasan Dresanala hendak dijadikan Batara
Guru sebagai penari di kahyangan utama. Arjuna pun menurut tanpa curiga.
Setelah Arjuna pergi, Brama pun menghajar Dresanala untuk mengeluarkan janin
yang dikandungnya secara paksa.
Dresanala pun melahirkan sebelum waktunya. Durga dan
Dewasrani datang menjemputnya, sementara Brama membuang cucunya sendiri yang
baru lahir itu ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamur dipa. Narada diam-diam mengawasi semua kejadian tersebut. Ia pun
membantu bayi Dresanala tersebut keluar dari kawah. Secara ajaib, bayi itu
telah tumbuh menjadi seorang pemuda. Narada memberinya nama Wisanggeni, yang
bermakna "racun api". Hal ini dikarenakan ia lahir akibat kemarahan
Brama, sang dewa penguasa api. Selain itu, api kawah Candradimuka bukannya
membunuh justru menghidupkan Wisanggeni.
Atas petunjuk Narada, Wisanggeni pun membuat kekacauan di
kahyangan. Tidak ada seorang pun yang mampu menangkap dan menaklukkannya,
karena ia berada dalam perlindungan Sanghyang
Wenang, leluhur Batara Guru. Batara Guru dan Batara Brama akhirnya
bertobat dan mengaku salah. Narada akhirnya bersedia kembali bertugas di
kahyangan. Wisanggeni kemudian datang ke Kerajaan
Amarta meminta kepada
Arjuna supaya diakui sebagai anak. Semula Arjuna menolak karena tidak percaya
begitu saja. Terjadi perang tanding di mana Wisanggeni dapat mengalahkan Arjuna
dan para Pandawa lainnya.
Setelah Wisanggeni menceritakan kejadian yang sebenarnya,
Arjuna pun berangkat menuju Kerajaan Tunggulmalaya, tempat tinggal Dewasrani.
Melalui pertempuran seru, ia berhasil merebut Dresanala kembali.
Wisanggeni adalah
gabungan sipat sipat yang luar biasa, cerdas, mengetahui masa depan, sakti
seperti dewa, tapi ngoko dan tak berbahasa halus walo dialeganya halus (disini
bedanya wisanggeni dengan antasena, sama sama ngoko tapi dialeg antasena kasar,
sementara dialeh wisanggeni halus), dan juga wisanggeni itu pandai
berdiplomatik dan tak cepet naik darah, bisa mengikuti strategi yg dibuatnya
sehingga sering dijadikan pemimpin oleh anak anak pandawa. Wisanggeni sangat sakti, bhatara guru saja kalah oleh wisanggeni. dalam
cerita kelahiran wisanggeni bhatara guru sampe lari ke dunia karena di kayangan
semua dewa di buat babak belur oleh wisanggeni. wisanggeni lahir dan besar
seketika di tengah api kawah candradimuka. dan langsung dimomong oleh aki semar
badranaya.
B. TOKOH POLITIK YANG BERSIFAT SAMA DENGAN WAYANG WISANGGENI
Menurut saya, tokoh politik yang bersifat sama dengan wayang Wisanggeni adalah mantan Presiden Republik Indonesia pertama yaitu Ir.Soekarno. Soekarno ketika menjadi presiden RI berusia 44
tahun, termasuk umur yang sangat muda untuk ukuran seorang presiden yang
memimpin sebuah negara besar seperti Indonesia ini. Beliau muda, cerdas dan
pemberani mirip seperti tokoh wayang Wisanggeni yang juga digambarkan sebagai
seorang bocah yang cerdas, sakti dan pemberani.
Si orok Wisanggeni ini
ternyata tidak mati malah sebaliknya menjelma menjadi seorang bocah yang sakti
Mandraguna. Kemudian dengan gagah berani muncul dan mengobrak-abrik status quo
dewa-dewa penghuni Kahyangan.
Demikian halnya dengan kelahiran (kemerdekaan) Indonesia
yang juga berusaha dihalang-halangi oleh kekuatan-kekuatan asing yang pernah
menjajah Indonesia yakni Belanda dan Jepang. Namun nyatanya Indonesia muda yang
dipimpin oleh seorang presiden yang juga masih muda, berani melawan dengan
gagah berani terhadap kekuatan-kekuatan asing tersebut.
Tiga bulan setelah lahir (merdeka)
Indonesia sudah berani mengusir dan membuat kocar-kacir pasukan sekutu yang
mendarat di Surabaya. Kemudian pada tahun 1948, agresi militer Belanda berhasil
dikalahkan melaui strategi perang gerilya. Tahun 1955, Indonesia mampu menjadi
tuan rumah Konferensi Asia-Afrika, yang bertujuan menggalang kekuatan
negara-negara dunia ketiga sebagai poros penyeimbang negara-negara Blok Barat
dan Blok Timur. Tahun 1961 sampai dengan 1963, melalui Operasi Trikora yang heroik Papua
Barat berhasil direbut dan Belanda pun lari tunggang langgang.
Dewa-dewa dunia saat itu yakni Amerika
Serikat dan Uni Sovyet dibikin takjub dan terkagum-kagum melihat sepak terjang
Indonesia yang dipimpin oleh seorang presiden yang cerdas, visioner dan
pemberani dalam diri Soekarno. Tak salah kiranya jika bung Karno benar-benar
menjadi salah satu ikon pemimpin dunia pada saat itu.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar