Kamis, 03 Mei 2012

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan ke-2

A. WAWASAN NUSANTARA


1. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pelaksanaannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.


2. LATAR BELAKANG WAWASAN NUSANTARA

    2.1. FALSAFAH PANCASILA

Nilai-nilai Pancasila yang mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah :

  • Penerapan Hak Asasi Manusia, seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
  • Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
  • Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.


    2.2. ASPEK KEWILAYAHAN NUSANTARA

Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka sumber daya alam dan suku bangsa.

    2.3. ASPEK SOSIAL BUDAYA

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga tatanan kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan yang mengandung potensi konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam budaya.

    2.4. ASPEK SEJARAH

Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.


3. FUNGSI WAWASAN NUSANTARA

Dalam mempelajari wawasan nusantara, terdapat beberapa fungsinya yaitu :

  • Wawasan nusantara sebagai konsep ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.
  • Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai kecakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
  • Wawasan nusantara sebagai suatu pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
  • Wawasan negara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.


4. TUJUAN WAWASAN NUSANTARA

Tujuan wawasan nusantara yaitu :

  • Tujuan nasional, dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial."
  • Tujuan ke dalam adalah mewujudkan mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan wawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian, dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.


B. PAHAM KEKUASAAN

Teori-teori yang mendukung adanya paham kekuasaan antara lain :

  • Paham Machiavelli (Abad ke-XXVII).
Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan kedalam bahasa dengan judul "The Prince", Machiavelli memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh. Didalamnya terkandung beberapa postulat dan cara pandang tentang bagaimana memelihara kekuasaan politik. Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil sebagai berikut :

- Pertama, segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan.
- Kedua, untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide at impera) adalah sah.
- Ketiga, dalam dunia politik (yang disamakan dengan kehidupan binatang buas), yang kuat pasti dapat    bertahan dan menang.

Semasa Machiavelli hidup, buku "The Prince" dilarang oleh Sri Paus karena dianggap amoral. Tetapi setelah Machiavelli meninggal, buku tersebut menjadi sangat dan banyak dipelajari oleh orang-orang serta dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi dan para kalangan elite politik.


  • Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (Abad ke-XVIII).
Kaisar Napoleon merupakan tokoh revolusioner di bidang cara pandang, selain penganut baik dari Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa perang di masa depan akan merupakan perang total yang mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan teknologi demi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah negara-negara di sekitar Perancis. Ketiga postulat Machiavelli telah diimplementasikan dengan sempurna oleh Napoleon, namun menjadi bumerang baginya sendiri sehingga akhir kariernya dibuang ke buang Elba.

  • Paham Jendral Clausewitz (Abad ke-XVIII).
Pada era Napoleon, Jendral Clausewitz sempat terusir oleh tentara Napoleon dari negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung dan menjadi penasehat militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia. Sebagaimana kita ketahui, invasi tentara Napoleon pada akhirnya berhenti di Moskow dan diusir kembali ke Perancis. Clausewitz, setelah Rusia bebas kembali, diangkat menjadi kepala staf komando Rusia. Disana dia menulis sebuah buku mengenai perang berjudul Krom Kriege (Tentara Perang). Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya, peperangan adalah sah-sah saja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran inilai yang membenarkan Rusia berekspansi sehingga menimbulkan Perang Dunia I dengan kekalahan pihak Rusia atau kekaisaran Jerman.


  • Paham Feuerbach dan Hegel.
Paham materialisme Feuerbach dan teori sintesis Hegel menilbulkan dua aliran besar Barat yang berkembang di dunia, yaitu Kapitalisme di satu pihak, dan Komunisme di pihak lain. Pada abad ke-XVII paham perdagangan bebas yang merupakan nenek mpyang liberalisme sedang marak. Saat itu orang-orang berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi di suatu negara adalah seberapa surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini memicu nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam mencari emas ketempat yang lainnya. Inilah yang memotivasi Colombus untuk mencari daerah baru, kemudian Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini juga mendorong Belanda untuk melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama 3,5 abad.



  • Paham Lenin (Abad ke-XIX).
Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi Leninisme/Komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia. Karena itu, selama Perang Dingin, baik Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke seluruh dunia. G 30 S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa paham komunis ternyata berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet.



  • Paham Lucian W.Pye dan Sidney.
Dalam buku Political Culture and Polotical Development (Princeton University Press, 1972), mereka mengatakan, "The political culture of society consist of the system of empirical believe expressive symbol and values which deviens the situation in political action can take place, it provides the subjective orientation to politics... The political culture of society is highly significant aspect of the political system." (Para ahli tersebut menjelaskan adanya unsur0unsur subyektivitas dan psikologis dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu sistem politik dapat dicapai apabila sistem tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan.).




C. TEORI GEOPOLITIK

 Istilah Geopolitik semula sebagai ilmu bumi politik kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri khas negara tertentu (bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber daya alam). Teori geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa. Oleh karena itu, wawasan nasional bangsa selalu mengacu pada politik.

1. LATAR BELAKANG GEOPOLITIK

Dalam teori geopolitik ini memiliki latar belakang tertentu, antara lain :

  • Orang dan Bumi tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang ada dibawah kakinya.
  • Setelah orang membangsa orang menyatakan tempat tinggalnya sebagai Negara.
  • Karena orang dan tempat tinggalnya tidak dapat dipisahkan, perebutan ruang yang yang menimbulkan konflik antar manusia/individu, keluarga, masyarakat, dan negara (secara fisik maupun non fisik).
  • Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya, bangsa harus memiliki kesatuan cara pandang yang dikenal dengan wawasan nasional (Geopolitik).


2. SEJARAH GEOPOLITIK

Konsep wawasan bangsa tentang wilayah mulai dikembangkan pada akhir abad ke-XIX dan pada awal abad ke-XX sebagai Geopolitik yang mulanya membahas geografi dari sisi politik. Selanjutnya berkembang konsep politik dalam arti distribusi kekuatan pada hamparan geografi negara. Oleh karena itu, membahas wawasan nasional disamping membahas sejarah terjadinya akan dibahas pulau teori geopolitik dan implementasinya. Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda tergantung dengan sejarah, pandangan hidup dan ideologi (profil bangsa) serta ruang hidupnya (geografi). Profil bangsa dan geografi inilah yang harus dipertahankan dalam membuat konsep geopolitik bangsa dan negara.


3. PANDANGAN PARA PEMIKIR MENGENAI GEOPOLITIK

Semula geopolitik adalah ilmu bumi politk yang membahas masalah politik dalam suatu negara, namun berkembang menjadi ajaran yang meligitimasikan hukum ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas dari para penulis :

  • Frederich Razel (1844-1904) - Teori Ruang : Bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas, karena kebutuhan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah yang primitif.
  • Rudolf Kiellen (1864-1922) - Teori Kekuatan : bahwa negara kesatuan politik yang menyeluruh serta sebagai kesatuan biologis yang memiliki intelektualitas. Dengan kekuatan yang dimiliki, ia mampu mengeksploitasikan negara primitif agar negaranya dapar berswasembada. (Darwinisme Sosial).
  • Karl Haushover (1869-1946) - Teori Pan Regional - empat kawasan benua : untuk menjadi jaya, bangsa harus mampu menguasai benua-benua di dunia yang dibagi atas empat kawasan benua dan masing-masing dipimpin satu bangsa. (Pan Amerika, Asia Timur, Rusia, India, Eropa, dan Afrika).
  • Sir Halford Mackinder (1861-1947) - Teori Daerah Jantung (wawasan benua) : bila ingin menguasai dunia, suatu bangsa harus menguasai daerah jantung dan untuk itu diperlukan kekuatan darat yang memadai daerah jantung terdiri dari : Rusia, Siberia, sebagian Mongolia, Daerah Bulan Sabit Dalam : Eropa Barat, Eropa Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Timur, dan Bulan Sabit Luar : Afrika, Australia, Amerika, dan Benua Baru.
  • Sir Walter Raleigh* (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914) - Teori Kekuatan Maritim : * Siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan/kekayaan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia. Oleh karena itu, ia harus memiliki armada laut yang kuat. ** Laut untuk kehidupan dan sumber daya banyak di laut. Oleh karena itu, harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya.
  • Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1936-1989) : bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.
  • Nicholas J. Spijkman (1893-1943) - Teori Daerah Batas : penguasaan daerah jantung harus ada akses ke laut dan hendaknya menguasai pantai sepanjang Eurasia.

Sumber referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar